Kue Untukmu


Title                 : Kue Untukmu
Author             : Uty
Genre              : Romantic,Sweet (genre baru buatan author nih :p)
Rating              : PG-14 (hehe, nanggung ya?)
Casts                : Kwon Ji Yong
                          Sandara Park
Disclaimer       : Ide dan cerita FF adalah sepenuhnya milik Author. Castsnya boleh dibagi
                          bagi ;)
A/N                  :Muhun Like nya sama Share FF author di big bang fanfiction (FB) judulnya : “Misunderstanding”, linknya :
http://www.facebook.com/notes/big-bang-fanfiction/happy-nrw-year-yg-famz-ff-lomba-misunderstanding/335196089929403
Happy Reading

“Ah! Jangan terlalu banyak tepungnya!”
“Kocok telurnya lebih lama lagi!”
“Ya! Jangan atur di suhu sepanas itu!” Teriakan Ji Yong menggema di dapur flat Sandara. Sudah seminggu ini Ji Yong membantu Dara membuat kue. Dan seminggu itu pula Ji Yong selalu menegur Dara yang teledor.
“Ahni~ kuenya gosong” keluh Dara kecewa.
“Ini sudah keempat kalinya aku membuat kue, dan semua hangus!!” ratap Dara sambil mencicipi cake buatannya. Pahit. Ia menyiapkan bahan cake lagi.
“Kali ini tak boleh gagal!” teriaknya semangat.
“Sudahlah, Dara. Tak usah mencoba lagi. Memang kenapa, sih. Kamu sepertinya gigih sekali ingin membuat kue” tanya Ji Yong sambil memutar-mutar whisk.
“Tidak bisa, Oppa! Sekarang  sudah tanggal 24 Desember,malam natal!” sanggah Dara.
“Lantas?”
“A.....aku...ingin memberikan kue kepada orang yang kusukai saat malam natal....” kata Dara terbata, rona pipinya semakin terlihat.
“Oh...hm” sahut Ji Yong. Lalu semua bekerja dalam sepi.
Ternyata dia menyukai orang lain, ya. Batin Ji Yong yang sebenarnya menyukai Dara sejak lama. Namun, dia tak berani mengungkapkan perasaanya. Rencananya, ia ingin mengucapkan kalimat sakral itu ke Dara selepas membantu membuat kue. Tapi agaknya dia akan mengubur rencana itu dalam-dalam.
“Omong-omong , siapa namja yang kau suka itu?” tanya Ji Yong disela mengayak cokelat bubuk.
“Aku baru akan memberitahumu jika kue kali ini terpanggang dengan bagus!” jawabnya sambil serius membaca resep.
“Oh, hm...ne” sahut Ji Yong. Pabo! Kenapa tadi aku menanyakannya? Aku belum siap untuk mendengarnya. Apakah Seungri? Aku lihat mereka selalu bersama akhir-akhir ini. Atau jangan-jangan malah Young Bae? Sahabatku sendiri? Ji Yong meracau dalam batin. Hatinya bertanya-tanya saat itu. Tapi yang jelas, siapapun orangnya, dia tetap belum siap untuk merelakannya. Dia terus berharap semoga kue kali ini hangus lagi, atau rasanya kurang enak.
TING!
“Aigoo, kuenya sudah jadi” seru Dara sambil berlari menuju oven. Begitu dikeluarkan, terlihatlah kue cokelat dengan gumpalan-gumpalan berwarna gelap di tengahnya. Ternyata kuenya malah belum matang!
“Habislah...aku tidak akan bisa...Kuenya hancur!” kata dara sambil menangis. Ji Yong langsung menghampirinya.
“Tenang, dara. Jangan menangis! Hm...aku rasa ini masih bisa diperbaiki” hiburnya sambil mengambil sebilah pisau. Lalu ia potong memutari tengah kue.Lalu diambilnya bagian yang tidak matang.
“Nah, setelah itu kita tutupi dengan krim dan kita hias” lanjutnya sambil mengoleskan krim kue. Akhirnya Dara berhenti menangis dan membantu Ji Yong menghias kue itu dengan buah beri dan cokelat. Jadilah kue valentine dari Dara!
“Howaa, kamsahamnida. Oppa! Sekarang aku bisa memberikan kue ini kepada namja yang kusukai!” pekiknya senang. Ji Yong hanya tersenyum kecil. Meskipun cintaku bertepuk sebelah tangan, aku akan tetap bahagia jika ia bahagia. Batinnya sambil menggengam tangannya sendiri kuat-kuat.
Dara terdiam sambil menatap kuenya.
“Hm? Kenapa Dara? Apa kuenya tidak bagus?” tanyanya khawatir.
“Ahni...” kata  Dara pelan. Kepalanya ditundukkan. Ujung-ujung jarinya ditemukan satu sama lain.
“A....aku membuat kue itu...untuk Oppa....” kata Dara pelan. Lebih pelan dari yang tadi. Wajahnya memerah bak kepiting panggang.
“J...jeongmal saranghaeyo, Oppa”  sambungnya lagi. Dia tak berani menatap namja dihadapannya. Dia pikir Ji Yong mungkin hanya akan menertawakannya.
“Ah, ada krim di pipimu” kata Ji Yong mengalihkan pembicaraan. Dara kaget lalu mengusap krim itu dengan jarinya.
“Aish, krimnya malah semakin melebar” kata Ji Yong sambil tertawa.
“Sini, biar ku bersihkan!” tawar Ji Yong. Dara mendekatkan pipinya. Tiba-tiba...CUP
Ji Yong mengecup pipi Dara.
“Anggap saja itu sebagai pengganti jawaban ‘Na Do Saranghae’ ” katanya sok cool lalu pamit pulang.
Padahal,begitu keluar dari flat Dara, Ji Yong langsung menari dan berteriak “YES! BERHASIL!!!” lalu berlari pulang dengan perasaan super-duper-senang.
Sementara itu, Dara hanya bisa terdiam memegangi pipinya yang sampai sekarang masih terasa panas.

-FIN- 

The Stalker And The Hairdresser



Author : Uty  
Casts   : *Kwon Ji yong
              *Park Chan Gi (OC)
              *and others.........
Length : Oneshot
Genre  : Romance, friendship
A/N     : FF ini asli bikinan aku, no bashing!
           
FF ini juga pernah ku post di ycwb.wordpress.com
jangan di co-pas!!! DONT BE 'TUKANG NYONTEK!!!'        


*Happy Reading*


Tap......tap...tap.
Aku melangkah pelan menuju sebuah ruangan besar dan penuh oleh kanvas, cat, balok kayu, dan banyak lagi. Kulihat ada seseorang sedang mencorat coret kertas dihadapannya. Wajahnya tampak serius namun sesaat kemudian senyum cerah terukir diwajahnya.
“Nah, sudah selesai!” senyumnya semakin lebar.
Saking terpananya, aku tidak menyadari kalau aku menggeser pintu ruangan itu. SREET.
“Nugu seyo?” tanyanya kaget. Aku langsung berlari menjauhi ruangan itu.
 Tanpa yeoja sadari, namja yang di stalknya tadi tersenyum sambil bergumam, pasti dia lagi.
Hhhh............. selepas insiden kecil tadi, aku langsung kabur keluar sekolah.
Ketika aku melewati sebuah kubangan air, aku menghela napas..
“Seperti bumi dan langit” gumamku lalu melangkah lagi.
Seperti bumi dan langit. Begitulah komentar orang-orang mengenai aku dan Kwon ji Yong. Namja mungil yang tampan, stylish, dan mempunyai banyak teman. Tidak seperti aku. Yeoja kecil-kurus yang jelek, berkacamata, dan kuper. Sebenarnya aku menyukainya. Dia adalah orang yang pertama kali kukenal ketika masuk Academy ini. dia yang mengajak berkenalan duluan.
“Kwon Ji Yong,WS Junior High School” katanya sambil mengulurkan tangannya.
Belum sempat aku membalas tangannya, dia sudah ditarik oleh dua yeoja centil yang entah darimana rimbanya.

Kau sudah baca flashback-ku tadi, kan? Iya! Para yeoja centil itulah yang membuatku minder, mereka selalu mengataiku “Unpretty Girl”,”Stalker”,dan  sebagainya.
Ne......aku memang tidak cantik. Aku saja sadar diri, kok u.u. Lagi pula, mana mungkin namja semacam Ji Yong akan menyukai yeoja sepertiku-nggak harus suka, sih. Cukup akrab saja :p.
Hari ini, seperti biasa. Aku berangkat sekolah sendirian. Sampai di sekolah, aku langsung naik ke kelasku. Di kelas, masih sepi. Baru dua orang yang datang, aku dan........................omo! Ji Yong! Tapi, sebelum aku memasuki kelas. Aku mengintip dia sedang memotong rambut barbie sambil bersenandung.
“Kau membawa barbie?!” pekikku kelepasan. Ji Yong langsung menoleh kearahku dengan tatapan kaget lalu menyembunyikan barbienya.
“A...apa kamu sudah melihatnya?” tanyanya gugup.
“Sudah, hampir semuanya” jawabku sambil mendekati bangkunya.
“Jangan dilihat!” elaknya. Tapi terlambat, aku sudah menarik boneka itu. Barbie itu cantik sekali walau hanya mengenakan baby doll putih, rambutnya pendek berwarna navy blue dan ungu. Di sisi samping rambutnya dikepang kecil lalu dihiasi bunga besar.
“Aigoo~~~, cantik sekali!” kataku sambil membelai rambut barbie itu.
“Kau suka?”
“Sebenarnya aku tidak terlalu suka barbie, sih. Tapi ini cantik sekali! Memangnya kamu ingin jadi hair stylist?” tanyaku.
“Iya! Kalau kau mau, aku bisa mendandani rambutmu” tawarnya sambil tersenyum.
“Aish! Untuk apa? Aku begini saja sudah jelek, apalagi rambutku di utak-atik!”
“Percayalah kau pasti cantik jika mendapat secercah masterpice dariku” jawabnya usil. Sambil memutar-mutar gunting. Tak lama kemudian, murid-murid yang lain berdatangaan-termasuk yeoja-yeoja rese itu-_-.
“Aku tidak percaya apa yang kulihat!” seru Kim Eun Sae, salah satu anggota yeoja rese.
“Kyaaaaaaaaa! Ji Yong oppa, apa kau baik-baik saja? Aduh! Hei, Stalker! Kau apakan Ji Yong oppa kami?!” pekik Park Eun Ni, yeoja berambut ikal (hasil salon seharga puluhan ribu won) lalu menatap sebal kepadaku. Aku diam saja meski dalam hati ingin saja kulawan mereka.
“Ahni, Park Chan Gi tidak melakukan apa-apa. Dan kenapa kalian histeris begitu?” tanya ji Yong kalem. Semua terdiam lalu duduk di bangku masing-masing. Duo yeoja rese itu duduk sambil ngedumel. Yes! Aku menang!.
Tiba-tiba secarik kertas menubruk kepalaku. PLUK!. Aku segera membuka kertas itu. Ada tulisan:
Tunggu aku sepulang sekolah. Kita bertemu di gerbang depan
See Ya! ^^V
Ji Yong





Aku tersenyum membacanya. Aku membalas suratnya lalu berusaha melempar kearahnya.Tapi.....................
“Seonsaengnim, Park Chan Gi melempariku dengan kertas~~” kata Kim Eun Sae manja sambil melirik licik ke arahku. Anak itu.....URGGH! @##$%&&%%*!!!!
            Sepulang sekolah, aku menunggunya di depan gerbang. 1 menit....2 menit.....hingga berlalu 5 menit. Akhirnya dia datang juga sambil berlari.
“Mianhae, tadi aku dikejar-kejar oleh mereka lalu...lalu....lalu....hahh...hahh...hahh...” dia bernapas cepat. Kusodorkan minumku, dia langsung menyambarnya dan meminumnya. Tunggu dulu! Minum satu botol..............(>/////<;)
“Gomawo, minumannya. Ayo cepat!” tariknya menuju bukit belakang sekolah (kok malah kaya doraemon ya? O.o).
            Aku baru pertama kali kesini. Disini indah sekali. Aku bisa melihat seluruh kota S dari sini. Aku berteriak.
“Aigoo~~, bagusnya!!!!”. Ji Yong tersenyum lalu mengambil beberapa benda dari tasnya. Ada gunting, sisir, cermin,dan sebuah gulungan kertas yang misterius.
“e-ri wa” kata Ji Yong sambil melambaikan tangannya. Aku segera kesana.
“Duduk disini” katanya.
“A...apa yang akan kamu lakukan?” tanyaku.
“Tentu saja merubah style mu!” serunya sambil mengacungkan gunting.
“Sudah diam saja. Aku yakin hasilnya pasti bagus” katanya sambil menggunting rambutku sedikit demi sedikit. Aku hanya bisa diam. Malu? Senang? Dua perasaan itu menjadi satu sekarang.
tak terasa setengah jam habis untuk memangkas rambutku yang entah hasilnya akan seperti apa.
“Sudah selesai” katanya sambil menyerahkan cermin.
Omo! Ini aku? Beda sekali!
“Cantik......” gumam seseorang di belakangku
“Hm? Apa kau bilang tadi?” tanyaku kaget.
“Eh!..e....Ahni! aku tadi bilang...............Bagus! Ya! Bagus, kan hasil tanganku?” sanggahnya sambill tersenyum garing.
“Oh, ne~ gomawo....” jawabku pelan. Aku kira dia memuji. Ternyata..................-_-“
“Ah! Aku harus pergi sekarang! E......eum....eommaku pasti sedang menungguku sekarang! D.....d....ddo manayo!” teriaknya sambil berlari.
“Ddo manayo.....”
            Esok paginya, kelasku sudah ramai. Semua berkerumun di depan papan tulis.
“Lihat! Itu pacar baru Ji Yong!” seru salah satu namja.
“Tidak tahu malu! Beraninya dia mendekati Ji Yong!” teriak Park Eun Ni sambil mengacungkan sebuah foto. Omo! Itu yang kemarin!
“Iya! Merasa dia seperti Sandara 2NE1 saja!” sambung  Kim eun Sae. Semua menyoraki ku sambil mengatakan sesuatu yang tidak jelas aku dengar.
“Iya, kemarin aku melihat mereka bermesraan di bukit belakang sekolah!” teriak salah satu namja teman Ji Yong.
“Ji Yong dan Chan Gii~ Di bawah pohooon~”
PLAAK! Namja yang menyorakiku terjatuh dan di depannya ada sesosok berwajah merah. Entah marah atau malu.
“Apa-apaan kalian ini! Aku dan Chan Gi hanya berteman!” teriak Ji Yong.
“Tapi aku melihatmu berduaan dengan Chan Gi kemarin!” semuanya mengangguk.
“A....aku...aku hanya memotong rambutnya! Apa itu salah?” elak Ji Yong.
“Jadi.........rambut itu hasil karya Ji Yong?” kata Kim Eun Sae sambil menjambak rambutku.
“Hen........hen.....ti...kan........” bisikku sambil kesakitan.
“Aku tidak peduli. Hei, kamu! Ambilkan gunting!” teriak Kim Eun Sae sambil menunjuk seorang yeoja. Ketika guntingnya menyentuh rambutku, aku berteriak.
“HENTIKAN, PABO! MENJAUH DARIKU!” sambil menyambar gunting itu. Rambutku terpotong sedikit.Kim Eun Sae terjatuh, dia meringis kesakitan. Aku berlari keluar kelas. Aku menangis, hanya ini satu-satunya ikatanku dengan Ji Yong. Dan rusak karena seorang yeoja bergunting dan sok!.
            Aku masih menangis sesegukan di pinggir lapangan. Aku mendengar seseorang memanggilku.
“Chan Gi! Park Chan Gi!” teriak orang itu, Ji Yong. Aku memalingkan muka dan tetap menangis.
“Hei, kenapa kau menangis?” tanyanya sambil mengelus kepalaku.
“Mianhae...”
“Hm? Mianhae?”
“Mianhae...............karena aku, model rambut buatanmu jadi rusak karena aku...... ” isakku
“Gwaenchana, boleh aku liat?” katanya sambil memagang rambutku.pelan.
“Oh...ini tidak apa-apa. Aku masih bisa betulkan untukmu” katanya sambil tersenyum. Omo! Jangan liat senyumnya Chan Gi.....(>.<)
“Oh ya. Aku punya sesuatu untukmu” katanya sambil merogoh tasnya. Lalu memberikannya padaku.
“Huh? Gulungan kertas?” tanyaku heran.
“Buka dan lihatnlah” katanya. Aku membuka gulungan itu. Seorang yeoja sedang tertawa. Model rambutnya sama sepertiku. Tunggu, i...itu AKU!. Aku menoleh ke Ji Yong. Tiba-tiba Ji Yong memelukku.
“aku tidak peduli rambutmu panjang atau botak, bagus atau jelek. Saranghae Chan Gi-ah.  Saranghae............” katanya berbisik.
“Na do saranghae, Ji Yong oppa” jawabku

“Sekarang bagaimana?” tanyaku bingung.
“Bagaimana apa?, ya sekarang kamu ini yeojachingu-ku” jawabnya sambil tertawa.
“Bukan itu, maksudku bagaimana kita masuk kelas? Aku malu sudah teriak sekeras tadi” kataku sambil malu-malu.
“Ya masuk saja. Kita bisa beritahu semua orang tentang hubungan baru kita” katanya nakal.
“Aish, kau ini!” kataku gemas sambil memukul pundaknya pelan. Dia terkekeh.
“Hehehehe, kalau begitu bagaimana kalau kita ke bukit lagi? ” katanya jahil sambil mencium pipiku. Aku membulatkan mata lalu berlari menyusul Ji Yong.
“Dasar Ji Yoooooooooong!!!”
-Fin-

ATTENTION PLEASE !!!╚(•⌂•)╝


Annyeong Haseyoo~~~ ^u^
Pertama-tama author ucapkan, SELAMAT DATANG buat pengunjung blog ini! ^^
Sebelumnya author mau minta maaf ni, karena author masih pada sekolah, jadi mungkin ada beberapa saat author nggak bisa online. Berhubung author juga masih amatir, mianhae kalau FF nya ada yang geje atau muter-muter ._.V Mohon dimaafkan yaa~ ^^V
Oiya, ada beberapa peraturan buat semua pengunjung blog, ini dia :
1. Sebagai pengunjung yang baik, author minta chingu kasih komentar dong, jadi author bisa merasa blog ini sedikit "berguna" Insyaallah komentar yang masuk akan ditanggapi.
2. Sertakan nama saat komen. Bagi yang anonymous tidak akan ditanggapi.
3. Komen tidak boleh mengandung SARA, bac*t, atau lain sebagainya yang menyakiti hati.
4. FF yang ada di sini TIDAK DIPERKENANKAN untuk di repost. Jika mau repost, harap sertakan full credit.
5. Chingu juga bisa mengirim FF ke sini. Kalo mau ngirim FF, kirim ke bigbangff1@gmail.com. Jangan lupa sertakan nama dan asal kota.
Sekian sambutan dari author. Happy reading (?) Kamsahamnida! >3<

Black Angel


Author             : Uty

Title                 : Black Angel
Cast                 : Lee Chae Rin, Lee Seunghyun (Seung Ri), Choi Seunghyun, Lee Seung Gi
Length             : Series
Genre              : Romance, action, humor (sedikit)



*Happy Reading* 


 “Ayo, keluarkan kartumu,! Aku yakin kau pasti kalah” kata seorang berwajah merah-mabuk. Aroma Tequilla  keluar dari mulutnya.
“Kita lihat saja nanti” sahut yeoja bertopi bulu sambil  mengeluarkan empat kartu nomor 2.
“Full House! Aku menang! Sekarang mana janjimu?”  tanyanya menohok sambil tersenyum dingin.
“Oke, hei! Berikan dia satu liquor buatnya!” teriak lelaki-berwajah-merah kepada bartender.
“Kau ini, keluargamu sedang krisis, kau malah bermain poker dan minum-minum” decak lelaki itu.
“Aku sudah muak dengan hidup yang seperti itu, aku ingin bersenang-senang sedikit” jawab  yeoja sambil mengaduk-aduk liquornya.
“Sedikit? Kau sudah minum 5 gelas liquor dan itu kau bilang sedikit?! Aku sudah membuang  800.000 won Cuma untuk kau minum-minum!” sambungnya kesal.
“Itu, kan uangmu! Bukan urusanku, kan? Toh kamu yang mentraktirku”
“Aku mentraktirmu karena aku kalah!”
“Salah sendiri kalah, Pabo!”
“Aish, aku capek berbicara denganmu!”
“Ya sudah, pergi sana! Tidak usah bicara denganku lagi! Tapi sebelum itu, antar aku kerumah sekarang!” pinta yeoja yang kurang ajar itu.
“Hmm....oke, akan ku antar kau”

                Dalam perjalanan,
Namja dan yeoja itu hanya berdiam diri. Tiba-tiba, mobil itu berhenti.
“Sudah sampai” kata sang namja.
“Ng? Ini dimana? Ini bukan rumahku!”
“Aku tak peduli! Keluar!”  bentak namja itu kasar.
Yeoja itu menangis lalu keluar dari mobil dan membanting pintu ferrari merah milik namja.
“Aniyo~! Dia membanting ferarri ku!” pekik sang namja dari dalam mobil.
Yeoja itu berlari sambil menangis, tidak peduli kakinya lecet karena memakai high heels.
Yang penting dia terus berlari menghindari namja itu.
Yeoja itu kelelahan lalu jatuh tertidur di depan rumah kayu..
“Noona? Noona? Kau baik saja?” tanya seorang namja yang lain sambil membawa sehelai selimut.
“Seung-Gi? Apa itu kamu? Kumohon jangan tinggalkan aku....mianhae~”  kata yeoja itu lirih sambil tertidur.
“Aku bukan Seung Gi, Noona. Aku Seung Ri” jawab sang namja. Seketika yeoja itu terbangun lalu mengucek (?) matanya. Benar, yang dihadapannya itu bukan Lee Seung Gi.  Tapi seorang namja berambut coklat.
“I....ini....pasti kau kedinginan semalam” kata Seung Ri sambil menyerahkan selimut berwarna putih. Yeoja itu mengambil selimut itu, hangat.
“Gomawoyo...”
“Gwaenchana .Ng.....siapa namamu, noona?” tanya Seung Ri canggung.
“Chae Rin, Lee Chae Rin” jawabnya sambil memegang erat selimutnya.
“Oh, aku Lee Seunghyun. Panggil saja Seung Ri. Aku lebih suka nama itu, noona”
“Jangan panggil aku noona. Aku tidak setua itu!” bantah Chae Rin kurang suka.
“O..oke, noo............maksudku Chae Rin!” jawab Seung Ri, lalu tertawa.
“Em.....bagaimana jika kamu masuk dulu, pagi ini masih dingin”
Chae Rin mengangguk lalu masuk ke rumah Seung Ri. Rumah yang kecil, namun begitu hangat. Dindingnya terbuat dari kayu, lantainya juga. Di sekeliling ruang tamu terdapat foto-fotonya dalam berbagai gaya.
“Kau tinggal sendirian?” tanya Chae Rin sambil melihat foto-foto.
“Oh, iya. Aku tinggal disini sejak 2 tahun yang lalu” jawab Seung Ri sambil menyetel televisi kecil.
“Lalu, dimana orang tuamu? ” tanya Chae Rin lagi.
Seung Ri terdiam, rasa bersalah terbesit di hati Chae Rin.
“A...aku buatkan coklat panas ya!” Sahut Seung Ri sambil berjalan menuju dapur.
Chae Rin terdiam. Tak lama kemudian, Seung Ri datang sambil membawa dua mug yang mengepulkan asap.
“This is it, hot chocolate a la Seung Ri, Hahahaha” (kok malah kaya Farah Quinn ya?)
“Hahahaha, Gomawoyo, Seung Ri Oppa” Chae Ri  tertawa lalu mengambil mug dari Seung Ri.
“Hm! Ini enak sekali!”
“Kau suka?, kalau kau suka akan kubuatkan setiap hari” ujar Seung Ri sambil tersenyum.
“A....apa maksudmu bicara begitu? Begini juga aku ini punya rumah kan? Aku tidak mungkin disini selamanya ” bantah Chae Rin, mukanya memerah, malu.
“Kalau kau mau, aku juga bisa mengantarmu pulang”
“Tapi.....aku belum ingin pulang. Mungkin aku masih mau disini sampai beberapa hari”
“Aish, bilang saja kau masih ingin coklat panas, kan? Baiklah aku akan ambil lagi di dapur” sangkal Seung Ri sambil tertawa lepas.
“Mianhae, Oppa. Sudah merepotkanmu” kata Chae Rin meminta maaf.
“Gwaenchana, anggap saja rumah sendiri. Memangnya rumahmu dimana?” tanya Seung Ri.
“Di pinggir kota A”
“Wae? Jauh sekali! Bagaimana kau bisa kemari?” potong Seung Ri kaget.
“Ya.....aku bertengkar dengan namjachingu ku  lalu dia meninggalkanku disini”
“Namja mana yang lebih kurang ajar dari dia? Tega sekali membiarkan yeoja sendirian di sebuah kota kecil seperti ini ”
“Aku tahu, mungkin dia marah gara-gara aku” kata Chae Rin pelan.
“Aish, aku tidak peduli siapa yang salah. Yang jelas dia keterlaluan sekali!”
“Sudahlah, oppa. Tidak usah diceritakan lagi” kata Chae Rin sambil memeluk erat selimutnya.
5 menit keheningan melewati mereka. Chae Rin terus memeluk selimut sambil menggosok-gosokkkan tangannya.
“Kenapa? Kau masih kedinginan ya? Omo! Pantas saja kau kedinginan! Lihat bajumu saja basah seperti itu!” seru Seung Ri.
chahm-si-mahn-yo  katanya sambil berlari tergopoh-gopoh menuju kamar.  Tak lama kemudian dia membawa satu potong sweater berwarna hitam.
“Gantilah dengan ini sekarang”
“Se.......sekarang? di....disini?!” tanya Chae Rin kaget bercampur malu.
“Kau pikir aku ini maniak? Berpikiran yadong? Tentu tidak! Kamar mandi ada disana!” kata Seung Ri datar sambil menunjukkan arah.
“Eh...eu..ehm....Mianhae.....” kata Chae Rin tergagap lalu berlari menuju kamar mandi.
Tak terasa sudah 1 bulan Chae Rin tinggal sementara di rumah Seung Ri.  Setiap  malam Seung Ri selalu pergi, baru pulang dini hari. Chae rin tidak heran dengan kebiasaan sang tuan rumah.
mungkin dia bekerja menjadi satpam (?), pikirnya. Namun, pikiran yeoja itu salah.
Seung Ri tiba di sebuah apartemen mewah di pinggir kota A. Begitu masuk dia sudah disambut oleh seorang bermata stalakmit-dingin dan tajam. Choi Seung Hyun.
“Annyeong haseyo......” sapa Seung Ri kepada sang namja.
“Tidak biasanya kau sesopan ini, saeng. Apa ada sesuatu yang menyenangkan akhir-akhir ini?”
“Aniya,tidak ada apa-apa”
“Apa kau sedang menyukai seseorang?” selidik Seung hyun.
“Wae? Hyung ini bicara apa? Aku tidak sedang menyukai seseorang!”
“Baguslah, aku tidak ingin pikiranmu terganggu karena ada misi untukmu” katanya sambil menyodorkan selembar foto yeoja berambut pirang yang tidak asing bagi Seung Ri.
“Lee Chae Rin, putri dari Lee Dae Wook. Konglomerat yang bangkrut baru-baru ini” (ASLI ITU NAMA NGARANG!).
“Pria itu berhutang banyak padaku, dia menjual putrinya padaku dan kabur” Seung Ri masih terpaku melihat foto itu.
“Aku ingin kau menangkap gadis itu dan bunuh dia!” perintah namja  stalakmit itu lalu pergi meninggalkan Seung Ri terpaku di sana.



-To Be Continued-

Look at Me, Sung Rin-a : Part 2

Author : Dipta (tukang lihat video, tukang jual pulsa (?) maniak komik, geje ._.v)
Cast     : Kwon Ji Yong
              Kang Daesung
              Lee Seung Hyun
              Park Sung Rin
Genre  : geje, romance, komedi nggak jadi -_-
Ini ceritanya waktu mereka-mereka masih culun :P Ceritanya mereka bertiga (atau berempat) nggak kenal sama Young Bae dan Tabi (maaf buat yang ngefans sama mereka berdua ._.). Terinspirasi dari trot single nya Daesung, Look at Me Gwisoon. Cuman kalo Look at Me Gwisoon itu lagu buat istri, kalo ini ceritanya masih gebetan :P Maaf kalau agak geje, kamsahamnida! ^^b
-0-
 
Tomorrow
“Ji Yong-hyung, jika hyung menyukai Sung Rin-a, kenapa hyung tidak cerita padaku?” tanya Daesung padaku dalam perjalanan ke kampus.
“Hei, kau ini bicara apa? Siapa bilang aku menyukai Sung Rin-a?” jawabku.
“Sudahlah hyung, tadi malam Seung Hyun menceritakan semuanya padaku,” aku melihat ke arah Seung Hyun yang sedang mendengarkan musik dengan wajah tanpa dosa. “Hyung, kalau hyung menyukai Sung Rin-a, aku tidak akan mengejar-ngejarnya lagi. Aku akan berusaha menghilangkan perasaanku pada Sung Rin-a untuk hyung,” jawab Daesung. Dia terlihat sedih, aku jadi kasihan kepadanya.
“Kau ini, mudah sekali percaya pada Seung Hyun. Aku tidak menyukai Sung Rin-a, aku hanya menganggapnya sebagai adikku. Aku kan sudah bilang kepadamu?”
“Maafkan aku, hyung. Tapi setelah aku berpikir, aku lebih mempercayai Seung Hyun.”
“Baiklah, terserah kau saja.”
Sesampainya di kelas, Daesung hanya tertunduk dan segera duduk. Tidak ada teriakan dan senyuman. Tidak seperti Daesung yang kukenal. Aku jadi merasa bersalah pada Daesung. Sung Rin mengajakku keluar dan bertanya padaku.
“Ji Yong oppa, kenapa Daesung oppa tidak seperti biasanya? Dia terlihat sangat sedih. Apa yang terjadi?”
Aku menghela napas. “Seung Hyun, dia mengerjai Daesung dengan mengatakan bahwa aku menyukaimu. Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Sekarang aku jadi merasa bersalah padanya.”
Sung Rin hanya mengangguk. “Sung Rin-a, sepertinya ini saatnya kau menyatakan perasaanmu yang sebenarnya kepada Daesung. Aku kasihan padanya. Dia belum pernah sekecewa ini.”
Sung Rin berpikir sebentar, lalu “Maaf oppa, tapi aku tidak bisa. Aku, aku belum siap.”
Aku tersenyum. "Gwaenchana. Persiapkan dirimu saja dulu. Tapi cepat ya, aku tidak tega melihat Daesung seperti itu."
“Akan kuusahakan, oppa.”
**
“Hyung, ini jalan raya. Janganlah melamun,” kata Seung Hyun menyadarkan Daesung yang berjalan dengan pandangan kosong.
“A-aku tidak melamun, mungkin hanya perasaanmu saja. A-aku harus berangkat kerja. Ddo mannayo!” kata Daesung lalu meninggalkan kami.
“Hei Seung Hyun, kau harus minta maaf padanya. Kau sudah membuat dia kecewa,” kataku.
“Hyung, aku hanya mengatakan yang sebenarnya! Apa itu salah?”
“Aku kan tidak bilang kalau aku menyukai Sung Rin! Aku juga sudah bilang padamu kan, jangan katakan yang aneh-aneh kepada Daesung!” amarahku meledak saat itu.
“A-aku minta maaf, hyung,” kata Seung Hyun sambil menunduk.
“Harusnya kau minta maaf pada Daesung!” teriakku. Tiba-tiba..
CIIIIT.. BRAAKK!!
**
Rumah Sakit Z, Seoul. Setelah tabrakan. 12 PM.
“Daesung oppa, bangun Daesung oppa,” panggil Sung Rin sambil terisak. Aku tak menyangka Daesung yang menjadi korban tabrak lari tadi, saat aku dan Seung Hyun berdebat.
“Sung Rin-a, tenanglah. Sebentar lagi Daesung-hyung pasti siuman,” hibur Seung Hyun. Sung Rin menangis di dekat tubuh Daesung.
“Ji Yong-hyung, aku sangat menyesal. Gara-gara aku, Daesung-hyung menjadi seperti ini. Aku tidak menyangka akan terjadi seperti ini. Aku pikir dengan sifat Daesung-hyung yang ceria, hyung tidak akan sesedih ini,” kata Seung Hyun. Aku bisa mendengar penyesalan yang sangat dalam ada padanya.
Gwaenchana. Aku juga minta maaf, Seung Hyun. Tadi aku terlalu emosi,” jawabku. Kami pun berpelukan.
“Ji Yong-hyung, Sung Rin-a, maaf aku tidak bisa menemani Daesung-hyung sampai nanti. Aku ada janji dengan seonsaengnim. Sepertinya ada tugas yang belum aku selesaikan. Ddo mannayo!”
“Hati-hati, Seung Hyun,” jawabku. “Sung Rin-a, tidak apa-apakah kau menunggu di sini sampai nanti? Jika Daesung belum siuman sampai nanti malam, apakah tidak mengganggumu?”
“Tidak apa-apa, oppa. Mungkin ini saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku pada Daesung oppa.”
**
6 PM.
“Ji Yong-hyung? Sung Rin-a?”
Aku terbangun dari tidurku. “Daesung? Kau, sudah siuman?”
“Seung Hyun, mana Seung Hyun?”
“Dia ada janji dengan seonsaengnim, jadi tidak bisa menemanimu,” jawabku. “Kutinggalkan kalian sebentar, ya? Aku hanya membeli minum kok. Ddo mannayo!”
Aku keluar dari kamar, mengintip dan menguping pembicaraan mereka. Sebenarnya aku keluar agar Sung Rin bisa mengungkapkan perasaannya tanpa malu-malu. Tapi yang terjadi ternyata..
“Hei, Sung Rin-a,” panggil Daesung.
“Ne?”
“Kau menyukai Ji Yong-hyung kan?”
**
Hehe, dipotong dulu sampe sini nih :P Seneng rasanya bikin penasaran ^^v Ditunggu terus ya lanjutannya, kamsahamnida! >O<